Ketika Iri Dengki Datang dan Pergi Begitu Saja

GampongKita.com - Pernakah salah satu dari kita merasakan ada sebuah lubang hitam yang membuat tidak nyaman akan setiap hal yang kita lakukan? Membuat kita memicingkan mata dan wanti-wanti terhadap seseorang yang hati kita anggap ‘tersangka’. Membuat kita berpikir buruk tentang apa saja yang mereka lakukan. 

Jawabannya satu kata. Iri. Atau jika sudah parah, dengki. Jika iri masih sikap berupa ingin seperti atau memiliki yang orang lain hingga ada perasaan gimana-gitu, kalau dengki bisa dikatakan di atas iri, ia sudah melakukan suatu tindakan atas perasaan irinya, dengan memfitnah, menghasut orang lain bahkan mencelakakannya. Inilah salah satu jenis penyakit terberat yang seharusnya benar-benar kita perhatikan, penyakit hati.

Mari kita mengulas kembali panduan utama kita sebagai seorang muslim, Quran dan Hadist:

“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125

Astaghfirullahal’adziim.. Astaghfirullahal’adziim,mari kita mohon ampun kepada Allah. Alangkah mengerikannya penyakit hati itu, dan memang lebih mengerikan dari penyakit fisik, karena orang yang mempunyai penyakit hati akan mati dalam keadaan kafir. Kita tentu tahu apa yang akan terjadi dengan orang-oramg kafir di akhirat.

“….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari)

Jelas sekali dalam hadist di atas bahwa semua yang kita kerjakan berawal dari hati, karena niat hanya kita yang tahu dan letaknya di hati. Jadi hati, tempat kita berprasangka adalah modal awal untuk kita mengetahui untung atau rugi di masa mendatang. Penyakit hati bukan hanya iri dan dengki, sombong pun juga penyakit hati, maka jauh-jauhlah kita dari segala macam penyakit hati

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’ 32]

Allah jelas berfirman, dan janganlah kamu iri karena Allah MahaTahu apa yang kita kerjakan, ketika kita melihat teman kita yang lebih kaya atau pun lebih cantik membuat hati kita meringis, sesungguhnya Allah mengaruniakan kita sesuai dengan usaha yang kita lakukan.

“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]

Ya Allah, lindungilah kami dari segala penyakit hati dan lindungilah kami dari orang-orang yang dengki kepada kami, juga agar ia bertaubat. Aamiin.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا ، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْـمُسْلِمَ ، كُلُّ الْـمُسْلِمِ عَلَى الْـمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi Janganlah sebagian kalian membeli barang nan sedang ditawar orang lain, & hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh nan bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim nan lain, maka ia tak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, & menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya 3 kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya nan Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, & kehormatannya atas muslim lainnya. “ 

“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)

Tapi ada iri yang diperbolehkan seperti dalam hadist:

Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

Dan apabila kita iri, jadikan rasa iri tersebut umpan balik agar kita mendoakan kawan kita:

"Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar". (HR. Abu Ya’la)

Sumber: http://ishmaryam.blogspot.com/
Ketika Iri Dengki Datang dan Pergi Begitu Saja Ketika Iri Dengki Datang dan Pergi Begitu Saja Reviewed by Sumadi Arsyah on 03:39 Rating: 5